Membasuh Luka Pengasuhan dengan Teknik Psikodrama

19.59

 



 

 

Ketika membahas “Berdamai dengan Innerchild menggunakan Pendekatan Psikodrama” , banyak sekali  pertanyaan peserta yang cukup menggelitik saya. Hampir 240  peserta yang hadir, Sebagian yang bertanya memperlihatkan rasa ingin tahu tentang sebab-sebab, gejala, dinamika dari pengalaman trauma serta bagaimana psikodrama dapat menjadi pendekatan yang integral dalam membasuh luka pengasuhan tersebut. Semoga tulisan ini dapat melengkapi sharing via Zoom meeting himpsi tempo hari. 

Dalam sharing ini, saya mengajukan satu kasus contoh tentang pengantin baru yang mengalami hambatan dalam relasi, serta memperlihatkan konflik dan relasi yang sangat kaku dengan orang tua mereka. Singkat cerita, telah ditemukan akar pengalaman trauma masa kecil yang sebelumnya hampir tidak disadari. Trauma ini tergali dan dapat dipulihkan menggunakan Teknik psikodrama. 

Trauma masa kecil dapat mempengaruhi perkembangan pribadi seseorang dan memengaruhi cara mereka berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan orang tua dan pasangan hidup mereka. Dalam bukunya yang berjudul "Healing the Child Within: Discovery and Recovery for Adult Children of Dysfunctional Families," Charles L. Whitfield membahas berbagai jenis pengalaman trauma dan karakteristik keluarga disfungsional, serta bagaimana pendekatan psikodrama dapat membantu individu dalam penyembuhan diri dan membangun relasi yang lebih sehat.

Whitfield mengidentifikasi lima jenis pengalaman trauma yang paling umum dialami oleh anak-anak dari keluarga yang disfungsional: fisik, seksual, emosional, spiritual, dan kehilangan. Pengalaman fisik termasuk kekerasan fisik dan pengabaian, sementara pengalaman seksual termasuk pelecehan seksual dan kekerasan seksual. Pengalaman emosional meliputi pengabaian, penindasan, dan pelecehan verbal. Pengalaman spiritual terkait dengan agama atau keyakinan pribadi dan dapat mencakup pemaksaan agama atau penindasan. Pengalaman kehilangan mencakup kematian atau kehilangan orang yang dicintai, kehilangan rumah atau tempat tinggal, atau kehilangan yang disebabkan oleh perang atau bencana alam.

Selain itu, Whitfield juga mengidentifikasi beberapa karakteristik keluarga disfungsional yang dapat berkontribusi pada pengalaman trauma anak, seperti kekerasan dalam rumah tangga, pengabaian emosional, alkoholisme atau kecanduan obat-obatan, dan pelecehan seksual dalam keluarga. Keluarga yang disfungsional seringkali memiliki pola-pola hubungan yang tidak sehat, seperti kekerasan atau pengabaian, yang dapat mempengaruhi perkembangan anak dan memengaruhi cara mereka berinteraksi dengan orang lain saat dewasa.

Individu yang mengalami trauma masa kecil dan tumbuh dalam keluarga disfungsional seringkali memiliki predisposisi untuk masalah emosi dan kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan, depresi, atau gangguan bipolar. Mereka juga mungkin memiliki masalah dalam hubungan interpersonal, termasuk kesulitan dalam membentuk dan mempertahankan hubungan yang sehat dengan orang lain, terutama dengan ibu dan pasangan hidup mereka.

Dalam psikodrama, individu dapat memainkan peran mereka sendiri atau peran lain yang terkait dengan pengalaman traumatis dalam masa kecil, sehingga mereka dapat memahami dan mengeksplorasi pengalaman mereka dengan cara yang aman dan terkendali. Proses ini dapat membantu individu memahami pengaruh masa kecil mereka pada kehidupan mereka di kemudian hari, serta mengembangkan keterampilan untuk menghadapi dan mengatasi pengalaman traumatis yang memengaruhi perkembangan pribadi mereka.

Dalam proses healing inner child, penting juga untuk membangun rasa aman dan kepercayaan diri pada individu. Hal ini dapat dilakukan dengan menguatkan kualitas positif dalam diri individu, seperti rasa percaya diri, keberanian, atau kemandirian. Melalui pendekatan integral Psikodrama, individu dapat melatih diri untuk menghadapi situasi yang memicu rasa takut dan kecemasan, serta membangun rasa percaya diri dalam menjalin hubungan yang lebih sehat.

Dalam kasus trauma masa kecil yang berdampak pada hubungan dengan ibu dan suami, perlu juga dilakukan proses pemaknaan kembali terhadap ingatan dan pengalaman masa lalu yang menyakitkan. Individu dapat belajar untuk mengenali pola-pola pikir dan perilaku yang berasal dari trauma masa lalu, serta mengubahnya menjadi pola yang lebih positif dan sehat.

Pendekatan integral Psikodrama juga dapat membantu individu dalam mengeksplorasi sumber kekuatan dan dukungan dalam hidupnya. Dalam proses healing inner child, penting untuk memperkuat rasa koneksi dan hubungan dengan orang-orang yang penting dalam hidup individu, seperti keluarga, teman, atau komunitas. Melalui Psikodrama, individu dapat berlatih untuk mengungkapkan emosi dan memperkuat hubungan yang positif dengan orang-orang di sekitarnya.

Secara keseluruhan, pendekatan intergral Psikodrama dapat menjadi pendekatan yang efektif dalam menangani kasus trauma masa kecil yang berdampak pada hubungan dengan ibu dan suami. Melalui pendekatan ini, individu dapat memahami dan mengatasi trauma masa lalu, serta melatih diri untuk mengembangkan pola hubungan yang lebih sehat dengan orang-orang di sekitarnya. Penting untuk diingat bahwa proses healing inner child membutuhkan waktu dan kesabaran, namun dengan bantuan dari terapis yang kompeten dan pendekatan yang tepat, individu dapat mencapai kehidupan yang lebih baik dan lebih bahagia.

Tentu saja psikodrama hanya salah satu pendekatan, dalam banyak kasus kita dapat menggunakan teknik lain seperti hipnoterapi, CBT, atau EFT yang tidak dibahas disini.

 

Referensi

 

Whitfield, C. L. (1991). Healing the child within: Discovery and recovery for adult children     of dysfunctional families. Health Communications, Inc.

 

Blatner, A. (2000). Foundations of psychodrama: History, theory, and practice (4th ed.). Springer Publishing Company.

 

Capacchione, L. (1988). Recovery of your inner child: The highly acclaimed method for liberating your inner self. Simon and Schuster.

 

 

You Might Also Like

0 comments

Subscribe